Adegan Di Film G30s Jangan Ada Yang Dihilangkan


 Setiap bangsa punya sejarah masing-masing, baik jelek maupun heroik yang sangat membekas.

Bangsa Jerman, misalnya, setiap tahun memperingati peristiwa Nazi yang dimaksudkan untuk mengingat sejarah.

Demikian dikatakan Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Anton Tabah Digdoyo menanggapi tawaran menonton bersama Film G30S pada 30 September mendatang.

"Isi kitab suci agama-agama banyak sejarah. Dalam Al Alquran sekitar 70 persen sejarah yang baik maupun yang jelek iktibar Tuhan ajari insan biar mencar ilmu sejarah," jelasnya kepada redaksi, Kamis (27/9).

Anton menjelaskan, sejarah kelam yang pernah terjadi di Indonesia bukan untuk dihapus tetapi untuk dijadikan pelajaran biar tidak terulang. Sebagaimana Kitab Suci Al Alquran yang diperintahkan untuk dibaca berulang-ulang bahkan hingga menghafalnya biar selalu ingat dengan dongeng umat-umat terdahulu.

Dia melihat kalau di kurun pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) ketika ini upaya menghidupkan ideologi komunisme yang dulu diemban Partai Komunis Indonesia (PKI) makin tampak. Seperti melarang sweeping logo PKI, berpidato bahwa PKI bukan bahaya bagi Pancasila, serta menjalin kolaborasi dengan Partai Komunis Tiongkok (PKT) secara terang-terangan.

"Ini melanggar kitab undang-undang hukum pidana pasal 107a hingga dengan 107f junto UU 27/1999. Ancamannya cukup berat, 15 tahun penjara," beber Anton.

Bahkan, akhir-akhir ini pemerintah menyarankan biar adegan-adegan yang mempertontonkan kekejaman dalam Film G30S dihilangkan.

"Saya tidak oke film sejarah diubah-ubah. Film sejarah beda dengan film entertainment yang dapat diubah-ubah sesuai selera publik atau selera zaman," kata Anton.

Dia menambahkan, film bertema sejarah ialah saksi kehidupan sebuah bangsa.

"Adegan kekejaman dalam tersebut sudah teruji di persidangan yang terbuka dengan saksi-saksi, alat-alat bukti, diperkuat pula dengan forensik crime/scientific crime investigation valid. Itulah inti sejarah," papar Anton.

"Dan aku imbau seluruh rakyat Indonesia untuk nonton bareng Film G30S," pungkas mantan jenderal Polisi Republik Indonesia tersebut. [rmol]

Sumber http://www.garuda-kita.com/

Comments