Di Balik Jeruji Besi, Anas Urbaningrum Tulis Surat Demokrasi Sehat, Fahri Pun Menanggapi


Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menulis surat yang ia tulis tangan sendiri.

Surat itu dikirim Anas Urbaningrum dari balik jeruji besi di Lapas Sukamiskin, Jawa Barat.

Surat tersebut kemudian diposting di akun Twitter Anas Urbaningrum dua hari yang lalu, Jumat (21/9/2018).

Surat tersebut berisikan pesannya kepada publik menjelang pelaksanaan Pilpres 2019.

Anas mengatakan, kompetisi politik kadang sanggup sangat laras, tapi harus tetap waras.

Lebih lanjut, Anas berkata, beda pilihan merupakan hal yang biasa.

Meski demikian, rasa persaudaran itu yang harus dibiasakan.

Anas juga membahas terkait demokrasi sehat yang berarti bekerja bersama kedewasaan dan kewarasan.

Anas menegaskan, pemilu merupakan agenda lima tahunan dan Indonesia merupakan selamanya.

Dibawah surat tersebut terdapat tanda tangan Anas Urbaningrum dan tanggal penulisan suratnya.

Berdasarkan pantauan TribunJakarta.com hingga pukul 14.30 WIB Sabtu (22/9/2018), cuitan itu telah diretweet 42 kali dan mendapat 99 likes.

Ternyata surat yang ditulis tangan Anas tersebut mengundang perhatian Wakil Ketua dewan perwakilan rakyat RI Fahri Hamzah.




Fahri Hamzah lantas mengatakan, surat yang ditulis Anas Urbaningrum merupakan sebuah pesan jernih dari penjara.

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Anas Urbaningrum dengan adanya surat tersebut.

Begini jawaban Fahri Hamzah:

"Pesan jernih dari penjara... Terima kasih mas @anasurbaningrum ..," tulisnya.

Tanggapan Fahri Hamzah itu gres saja beberapa menit kemudian diposting pada Sabtu siang (22/9/2018).




Cerita Anas Urbaningrum Di Balik Sel

‎Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum ‎mengaku tidak ditawari oleh Kalapas Sukamiskin soal akomodasi glamor di selnya.

Menurut Anas, sekarang dirinya sudah tidak mempunyai apa-apa lagi. Seluruh hartanya telah disita dan tidak ada satu peserpun yang tersisa.

Diketahui narapidana Fahmi Dharmawansyah menyuap Kalapas Sukamiskin ratusan juga serta dua unit kendaraan beroda empat demi sanggup mendapat akomodasi glamor di selnya termasuk bebas keluar lapas. Kini kasus itu disidik oleh KPK.

"‎Mungkin tahu saya tidak punya uang, mau nawarin bagaimana. Seluruh aset saya itu yang saya dapatkan, mulai bekerja menghasilkan satu rupiah disikat semua atas nama kedzaliman. Terus dari mana saya ininya tidak ada satupun aset yang tersisa, tidak ada itu," ungkap Anas, Kamis (26/7/2018) di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat usai sidang Peninjauan Kembali.

Lanjut Anas juga bercerita soal dirinya yang pernah izin ke luar lapas untuk operasi lutut. Menurutnya seluruh mekanisme berjalan sebagaimana adanya tanpa ada suap-menyuap.

Anas juga mengamini selnya turut disidak beberapa waktu lalu. Hasilnya tidak ada satu barang pun dari kamar Anas yang disita oleh pihak Lapas.

"‎Ruangan saya biasa saja, dikala kemarin di razia tidak ada barang satupun yang diambil. Lima petugas masuk kamar saya, tidak ada barang saya yang dikeluarkan. Artinya tidak ada barang haram di kamar saya, artinya biasa-biasa saja. kondisinya tidak ada yang saya tambah. Soal AC, kamar saya tidak ada. Di Bandung itu sudah singin, jikalau malam saya pakai selimut," papar Anas. [tribun]

Sumber http://www.garuda-kita.com/

Comments