
Ustadz Felix Siauw karenanya angkat bicara sehabis tersiarnya sejumlah kasus penolakan Ustadz Abdul Somad di beberapa daerah. Penolakan muncul sehabis GP Ansor mewaspadai pengajian ustadz kondang itu ditunggangi oleh HTI. Lantaran, adanya simbol bertuliskan kalimat tauhid di salah-satu atribut jemaah.
Ia menegaskan, kalimat tauhid tidak hanya dipakai oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), melainkan juga Laskar Hizbullah pasca dicetuskannya Resolusi Jihad 1945. Felix melihat fenomena ini sebagai bentuk kegagalan intelektual.
“Itu yaitu kegagalan intelektual. Bagaimana mungkin atribut la ilaha illallah dikatakan sebagai sebuah indikasi Hizbut Tahrir. Padahal bila mereka baca sejarah sedikit saja, tim Laskar Hizbullah yang dulu cikal bakal tentara Indonesia memakai kalimat la ilaha illallah,” katanya kepada Kiblat.net di Jakarta pada Kamis (12/09/2018).
Menurutnya, sebelum dipakai oleh HTI, kalimat tauhid sudah lazim dipakai oleh penduduk di Indonesia. Sehingga, mengidentikan kalimat tauhid sebagai anggota HTI yang dikala ini dinyatakan sebagai ormas terlarang, tidak masuk akal.
“Sama saja menyampaikan bahwa yang pakai salib itu teroris. Karena ada organisasi teroris ada yang menganggap salib yaitu lambang dia,” tuturnya.
Lantas, Felix berharap semoga masyarakat lebih bijak dalam menolak sesuatu. Ia juga meminta musyawarah lebih dikedepankan ketimbang agresi persekusi. Felix tak ingin kasus persekusi dan penolakan kian merambak ke penjuru negeri. Terlebih permasalahan ini menyangkut kalimat suci.
“Kita memberikan kepada teman-teman Banser, bila seandainya budaya Indonesia dijunjung sebagaimana mereka yakini, maka yang dikedepankan yaitu diskusi. Bagaimamna kita saling ramah-tamah, berdiskusi. Inilah yang harus dikembangkan,” tukasnya. [kn]
Sumber http://www.garuda-kita.com/
Comments