
Penyebutan Sandiaga Uno sebagai ulama ramai diperbincangkan. Sandi sendiri sudah mengklarifikasi beliau menolak disebut sebagai ulama.
Soal Sandi disebut sebagai ulama itu sendiri diawali ucapan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid. Pelabelan Sandi sebagai ulama tak sembarangan. Hidayat yang lulusan universitas di Madinah memberikan sejumlah dalil yang dapat dibaca di gosip 'PKS Jelaskan Makna Ulama yang Ditujukan kepada Sandiaga Uno'.
Dan isu Sandi sebagai ulama ini terus bergulir. Hingga Ketua Komisi Dakwah MUI Cholil Nafis yang dikenal dekat dengan Cawapres Ma'ruf Amin ikut menyambar isu ini. Cholil menyindir Hidayat lewat akun twitternya @cholilnafis.
"Jangan terlalu mengumbar kata ulama ustadz. Cukup tawarkan jadwal yang baik sebagai sarana memperlihatkan calon wapres. Mulai dulu Pak Sandiaga tak pernah berperan keulamaan jadi bila pas pilpres tiba-tiba diberi predikat ulama ya lucu. Mohon fokus pada promosi visi, misi dan programnya saja," kicau Cholil ibarat dikutip kumparan, Jumat (21/9).
jangan terlalu mengumbar kata ulama ustadz. Cukup tawarkan jadwal yg baik sbg sarana memperlihatkan calon wapres. Mulai dulu Pak Sandiaga tak pernah berperan keulamaan jadi klo pas pilpres tiba2 diberi predikat ulama ya lucu. Mhn fokus pada promosi visi, misi dan programnya aja https://t.co/e5eYX2voCi— cholil nafis (@cholilnafis) September 20, 2018
Tapi kicauan Cholil itu menciptakan beliau 'diserang' banyak netizen. Salah satunya MUI dipertanyakan soal jabatan Ketum MUI yang tetap dijabat Ma'ruf Amin.Cholil dengan sabar meladeni serangan netizen.
"Ketika sebagai cawapres ya beliau calon dan politik praktis. Tapi dirinya sebagi ulama ialah sesuatu yang menempel semenjak lama," kata Cholil ketika ditanya soal Ma'ruf Amin yang politisi.
ketika sbg cawapres ya beliau calon dan politik praktis. Tapi dirinya sbg ulama adlh sesuatu yg menempel semenjak lama. https://t.co/mhumQlC89E— cholil nafis (@cholilnafis) September 20, 2018
tak usah teori tinggi2 Pak, rasa dan karsa masyarakat sdh menilai pak. tak usah dipaksakann yg kpd konotasi yg lain ketika istilah itu sdh dekat di indera pendengaran dan hati masyarakat. https://t.co/fbeWyRr22l— cholil nafis (@cholilnafis) September 20, 2018
Cholil Nafis juga secara khusus menjawab soal posisi Ma'ruf Amin yang tak mundur dari Ketum MUI.
salahnya dmn? penyimpangannya apa? saya bilang kan MUI ada AD ART-nya. ulama yg didalamnya niscaya paham masss. Lah anda memaksakan ini apa dasarnya. perasaan? atau krn dukung sebelah. tak usah geli ke MUI. fokus ke cawapresnya aja. https://t.co/3ltDZwA43u— cholil nafis (@cholilnafis) September 20, 2018
[kumparan]
Sumber http://www.garuda-kita.com/
Comments