
Wakil Ketua dewan perwakilan rakyat Fadli Zon mengubah beberapa kalimat di lagu Potong Bebek Angsa menjadi syair yang bermuatan politik dan sindiran. Menanggapi hal ini Sekjen PSI Raja Juli Antoni menganggap lagu Potong Bebek Angsa yang diubah Fadli sangat buruk, alasannya yaitu mengubah lagu belum dewasa menjadi lagu yang tak baik.
"Ini mengubah lagu anak-anak, kan kasihan anak-anak, lagu yang manis diubah menjadi jelek," kata Toni ketika dihubungi, Kamis (20/9).
Toni sebetulnya mengaku tak duduk kasus dengan kritik dan sindirian yang dilontarkan Fadli. Namun, dia mempermasalahkan Fadli yang mengubah lagu belum dewasa menjadi lagu bermuatan politik.
"Kalau mau (kritik) ya harusnya karang lagu sendiri," tegas Toni.
Menurut Toni, sikap Fadli yang mengubah lagu Potong Bebek Angsa tak mencerminkan sikap pimpinan DPR. Seharusnya Fadli, kata Toni, harus bersikap bijak dalam menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai wakil rakyat.
"Wakil Ketua dewan perwakilan rakyat enggak ada kerjaan aja sih. Harusnya fokus sama fungsi dan kiprah dewan perwakilan rakyat sebagai wakil rakyat," pungkasnya.
POTONG BEBEK ANGSAMASAK DIKUALIGAGAL URUS BANGSAMAKSA DUA KALITAKUT DIGANTIPRABOWO-SANDILALALALALALALA LALALALAl 😀💪— Fadli Zon (@fadlizon) September 19, 2018
Sebelumya, Fadli mengubah lirik lagu kawasan Nusa Tenggara Timur (NTT) tersebut dengan kata-kata beraroma Pilpres 2019. Dalam lagu itu, dia menyindir pihak tertentu yang ingin kembali maju di Pilpres 2019, namun menurutnya pihak tersebut gagal dalam mengurus bangsa.
"Potong belibis angsa, masak di kuali, gagal urus bangsa, maksa dua kali," kata Fadli di Twitter miliknya, Rabu (19/9). [kumparan]
Comments