
Pekerja Seni Sudjiwo Tedjo ikut menanggapi penambahan angka 0 pada nomer urut calon presiden dan wakil presiden yang telah ditetapkan KPU pada Jumat (21/9/2081).
Hal tersebut diungkapkan Sudjiwo, dalam akun Twitternya, @sudjiwotedjo, Sabtu (22/9/2018).
Sebelumnya, menurut dongeng Koordinator Juru Bicara Tim calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak, penambahan angka 0 di usulkan pihak koalisi Joko Widodo-Ma'ruf Amin, alasannya dirasa hanya akan menguntungkan salah satu partai.
Menanggapi hal itu, Sudjiwo menuliskan, kalau pemakaian angka 1 dan 2 dianggap tidak netral, maka guru harus menyebutkan dengan cara yang berbeda biar dianggap netral.
Ia mencontohkan penggunaan 4-3 untuk angka 1, dan 5-3 untuk angka 2.
Kemudian Sudjiwo menuturkan semoga sekolah bebas dari politik.
"Guru termasuk guru #Math harus netral.. hindari menyebut angka 1 dan 2 .. Hindari nulis 2-1 = 1 dengan cara ini (5-3) - (4-3) = (8-7) .. Semoga sekolah bebas dari politik," tulis Sudjiwo Tedjo.
Dipostingan lainnya, Sudjiwo Tedjo menuliskan pentingnya angka 0 ditorehkan dalam pergulatan ajaran orang Arab, India, Yunani, dan lainnya.
Namun sekarang dalam sejarah kontemporer, pemakaian angka 0 juga digunakan melalui pertemuan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin.
"Pentingnya angka Nol tak cuma ditorehkan dlm sejarah klasik dalam pergulatan ajaran orang Arab, India, Yunani dll. Tp jg dalam sejarah kontemporer melalui pertemuan Pak Prabowo danPak Jokowi. Mereka sepakat mengubah nomor urut Pilpres dari 2 - 1 menjadi 02 - 01," tulis akun @sudjiwotedjo.
Diberitakan sebelumnya, Koordinator Juru Bicara Tim calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak menceritakan proses bagaimana penambahan angka 0 di nomer urut itu terjadi.
Kejadian itu diceritakan Dahnil melalui Twitter miliknya, @dahnilanzar, Sabtu (22/9/2018).
Dahnil menyampaikan kalau dalam ruangan itu, koalisi Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin meminta persetujuan Prabowo-Sandiaga terkait nomor urut yang dirasa sanggup menguntungkan partai tertentu.
Inilah dongeng Dahnil yang dikutip TribunWow.com dari Twitter milik Dahnil.
"Peristiwa menarik diruangan ini, ktk koalisi JKW-KMA, meminta persetujuan Pak @prabowo dan Bang @sandiuno terkait Nomor urut 1 dan 2.
Dimana koalisi JKW mrs tdk nyaman dg nomor urut 1atau 2, krn hny akan menguntungkan salah satu partai, kesannya dg bangga Pak PS menerima."
"Pada dikala itu Pak @prabowo dan Bang @sandiuno sdh menunggu usang diruang sidang, sementara Pak JKW dan koalisi ada diruangan VIP.
Akhirnya Pak PS dan Bang Sandi serta komisioner KPU diajak ke ruang VIP, untuk memberikan terkait usul koalisi JKW biar ditambahkan angka 0.

"Koalisi JKW khawatir penggunaan nomor 1 atau 2 hanya akan menguntungkan partai tertentu.
Maka mrk meminta kesediaan Pak @prabowo dan bang @sandiuno untuk mendapatkan tawaran komplemen angka 0 didepan angka 1 dan 2, dg tulus tanpa perlu jelek sangka Pak @prabowo dan bang @sandiuno OK.
Sejak awal semua partai koalisi Pak @prabowo dan Bang @sandiuno tdk ada duduk kasus dengan nomor 1 dan 2, semuanya asyik-asyik aja, dan kegembiraan bertambah ketika memperolah nomor 2.
Peace and Victory. Adil dan Makmur," tulis Dahnil.
Penambahan angka ini juga disebutkan Sandiaga dikala berpidato selepas pengambilan nomor.
"Singkat saja dari saya sebelum program dimulai tadi mitra saya, Ipang Wahid tergopoh-gopoh, Pak Presiden mendapatkan Prabowo dan saya di bawah.
Ternyata di bawah itu kita membicarakan apakan nomor urut 1 dan 2 ini akan menimbulakn komplikasi alasannya ada partai juga mempunyai nomor sama, tapi Pak Prabowo dan Pak Jokowi dengan santainya menambahkan menambahkan angka nol (0) di depan nomor urut, gak hingga satu menit itu memberikan kita bersahabat," ujar Sandiaga, Jumat (21/9/2018).[tribun]
Sumber http://www.garuda-kita.com/
Comments