
Polda Metro Jaya bersama Polda Jawa Barat telah menelusuri fakta-fakta terkait dugaan penganiayaan yang dialami oleh penggagas perempuan, Ratna Sarumpaet. Hasilnya, polisi menyatakan Ratna tidak dianiaya dan luka lebam diwajahnya jawaban operasi plastik.
Koordinator Juru Bicara Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar mengatakan, penelusuran yang dilakukan pihak kepolisian ini sangat janggal. Sebab, berdasarkan Dahnil, seharusnya polisi berinisiatif mendalami ratifikasi Ratna dengan pribadi mendatangi yang bersangkutan.
“Jadi terkait dengan gosip yang dilakukan polisi lalu yang hari ini memberikan konpers, kami justru sebetulnya merasa janggal ya. Kenapa janggal? Justru polisi ibarat PR (public relation) yang lalu bukan justru mendatangi Mbak Ratna mencari gosip yang secukupnya terkait dengan ratifikasi Mbak Ratna,” kata Dahnil ketika dihubungi, Rabu (3/10).
“Tapi justru lalu menciptakan narasi-narasi yang lain. Makara berdasarkan kami juga apa yang dilakukan polisi janggal dalam kasus-kasus ratifikasi penganiayaan ibarat ini yang diakui oleh Mbak Ratna,” imbuhnya.

Dahnil menyayangkan tindakan polisi yang menelusuri sendiri terkait apa yang dialami Ratna tanpa pelaporan terlebih dulu dari yang bersangkutan. Idealnya, polisi bergerak ketika ada laporan bukan berjalan atas inisiatifnya sendiri.
Dengan demikian, apa yang dilakukan pihak kepolisian ini seperti menjadi alat politik.
“Idealnya kan memang menunggu laporan atau minimal memang kalau lalu itu ada ratifikasi dari Mbak Ratna, polisi aktif menemui Mbak Ratna untuk menanyai,” tuturnya.
Menurut keterangan polisi, laporan terkait masalah Ratna Sarumpaet diterima polisi di Bareskrim Polisi Republik Indonesia dan Polda Metro Jaya. Selain ada laporan, polisi juga bergerak untuk memeriksa masalah ini berdasarkan rasa tenggang rasa kepada Ratna, kalau Ratna benar dianiaya, pelakunya perlu segera ditangkap.

Sebelumnya, polisi mengungkap fakta bahwa Ratna pada tanggal 21 September tidak sedang berada di Bandung, melainkan di Jakarta. Polisi juga telah mendatangi 23 Rumah Sakit di Bandung sekaligus Bandara Husein Sastranegara, karenanya polisi tidak mendapat gejala mengenai penganiayaan Ratna. [kumparan]
Sumber http://www.garuda-kita.com/
Comments