
Dugaan ketidakberesan anggaran pertemuan alias annual meeting International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB) di Bali diendus sejumlah pihak, termasuk kalangan politisi oposisi.
Rincian biaya terbesar dari program itu ialah kemudahan yang mencapai Rp569,9 miliar; diikuti masakan dan minuman sebesar Rp190,5 miliar; transportasi sejumlah Rp36,1 miliar; hiburan sebesar Rp57 miliar; dan suvenir senilai Rp90,2 miliar.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono mengatakan, jangankan hanya untuk 15.000 delegasi dari 189 negara, untuk 150 ribu delegasi saja, uang kemudahan Rp 570 miliar pun terlampau besar.
"Pasti ini ada yang enggak beres nantinya," katanya dikala berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (2/10).
Sebagian pihak menuntut dana triliunan rupiah untuk momen pesta pora itu disumbangkan ke korban petaka gempa bahkan tsunami di beberapa wilayah Indonesia. Arief bilang hal itu sangat lah sulit.
"Karena anggaran ini kan memang sudah diperuntukan untuk program IMF," jelasnya.
Namun demikian, Arief menyampaikan dapat saja nanti Presiden Joko Widodo akan meminta utang ke negara-negara dari penerima pertemuan atau bahkan IMF dan WB untuk merehabilitasi beberapa kawasan terdampak bencana, utamanya di Lombok NTB, Donggala dan Palu Sulawesi Tengah (Sulteng).
"Atau dapat juga anggaran untuk infrastruktur yang tidak terlalu penting bagi masyarakat ditunda dulu dan disalurkan ke korban bencana," pungkas Arief. [rmol]
Sumber http://www.garuda-kita.com/
Comments