Fitri, seorang korban gempa Palu, Sulawesi Tengah, terjebak di kamar 209 Hotel Roa-Roa. Ia dibantu relawan untuk keluar dari reruntuhan bangunan sesudah meminta air minum.
Icha, seorang relawan 45 tahun, menyampaikan Fitri terjebak di runtuhan kamar hotel bersama suaminya. Ia mengetahui keberadaan korban ketika melaksanakan penyisiran di reruntuhan hotel tersebut bersama dua orang rekannya.
"Nyisir hotel hingga teriak-teriak 'halo ada orang'," kata Icha ketika ditemui di Hotel Roa Roa, Palu, Senin (1/10).
Saat pencarian itu, Icha mendengar bunyi orang yang membalas teriakannya. Namun alasannya yaitu suaranya terlalu kecil, ia tak sanggup memastikan lokasi korban.
Icha kemudian membongkar salah satu pintu kamar, yaitu nomor 210. Saat bertanya lokasi, korban pun menjawab berada di kamar 209.
Icha dan rekannya kemudian membongkar pintu 209. Banyak reruntuhan di kamar tersebut. Ia kemudian masuk ke reruntuhan tersebut untuk mencari titik korban.
"Korban kemudian mengangkat tangan, tapi cuma kelihatan telapak tangannya," ujar Icha.
"Dia bilang haus, minta minum, kemudian saya kasih minum," tambahnya. Icha juga sempat menawarkan masakan kepada korban.
Korban berada di kamar tersebut bersama suaminya. Namun, suami korban telah meninggal dunia.
Proses penyelamatan oleh Basarnas kemudian dilakukan. Namun, alasannya yaitu ketika itu belum ada alat berat, Basarnas pun kesulitan melaksanakan evakuasi.
Korban gres sanggup dievakuasi dalam keadaan selamat pada Minggu (30/9) malam.
"Cuma luka lecet-lecet saja, alasannya yaitu ia di bawah kasur, betonnya menimpa di atas kasur," kata Icha.
Korban Kirim SMS dan Belum Ditemukan
Di hotel yang sama, korban lainnya juga terjebak di kamar yang berbeda. Seorang penghuni Hotel Roa-Roa di kamar 317 sempat mengirimkan pesan melalui SMS ke anaknya untuk meminta pertolongan ketika terjebak di reruntuhan kamar.
CEO Hotel Roa-Roa, Denny Liem menyampaikan SMS tersebut kemudian dikirimkan oleh anak korban ke pihak PLN. Oleh PLN pesan tersebut diteruskan ke Basarnas dan salah satu media televisi.
"Kamar 317 sanggup isu SMS anaknya ke PLN, dan PLN SMS ke Kompas TV dan Basarnas, suami istri 2 orang," kata Denny di Hotel Roa Roa.
Namun hingga sore ini, pihak Basarnas masih melaksanakan penyelamatan dan belum berhasil menemukan korban tersebut.
Petugas Basarnas Afie Djukifli menyampaikan saluran menuju kamar 317 memang sulit meski telah memakai sumbangan eskavator.
"Akses susah," ujarnya.
Selain memanfaatkan eskavator, kata Afie, pihak Basarnas juga telah mengerahkan alat pendeteksi bunyi untuk mencari titik lokasi dari korban tersebut.
"Kita pakai alat pendeteksi suara, tapi masih belum ketemu?" ucap Afie.
Korban tewas akhir gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah ketika ini mencapai 844 orang. Korban tewas terbanyak berada di Palu yakni 821 orang. Sementara di Donggala 11 orang dan Kabupaten Parigi Moutong 12 orang. [cnn]
Sumber http://www.garuda-kita.com/
Comments