2 Legenda Perihal Nama Lubang Buaya, Lokasi Pembuangan Mayat Korban Gerakan 30 September 1965


 Banyak masyarakat yang menerka nama Lubang Buaya diambil dari nama sumur selesai hidup yang menjadi kawasan pembuangan mayat para Pahlawan Revolusi.

Padahal berdasarkan Kasubsi Bimbingan dan Informasi Monumen Pancasila Sakti Mayor Caj Edy Bawono, nama tersebut sudah ada jauh sebelum peristiwa gerakan 30 September 1965.

"Sebelum ada pemberontakan Gerakan 30 September, disini nama desanya sudah disebut Lubang Buaya," ucapnya kepada TribunJakarta.com, Sabtu (29/9/2018).

Hingga kini, asal mula nama Lubang Buaya belum diketahui pasti.

Namun, paling tidak ada dua legenda yang berkembang di masyarakat terkait penamaan desa yang pernah menjadi kawasan pembinaan militer tentara PKI.

"Selama ini hanya berdasarkan legenda yang berkembang di masyarakat, ada dua versi cerita," ungkapnya di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur.

Versi pertama menyebutkan, tak jauh dari sumur selesai hidup terdapat sebuah sungai, adalah Sungai Sunter yang dahulu dikenal berbahaya karena banyak buaya yang sering berkeliaran.

"Di sisi timur monumen ini ada sungai, konon katanya disana banyak buaya yang sering menciptakan lubang untuk mereka bersembunyi," kata Edy.

Kemudian, dikala air sungai pasang, lubang tersebut akan tertutup oleh air dan dipenuhi oleh ikan-ikan yang bermain di sekitar lubang tersebut.

Namun, sesudah air surut, maka posisi lubang akan lebih tinggi dibandingkan dengan air sungai sehingga ikan yang tadinya bermain di sekitar lubang tersebut terperangkap di dalamnya.

"Kalau air pasang, lalu surut di lubang itu banyak ikan, ikan inilah yang jadi masakan para buaya," ucapnya.

Sementara itu, versi lain mengatakan, dahulu di lokasi yang kini merupakan Kelurahan Lubang Buaya, tinggal seseorang yang populer sakti berjulukan Datuk Banjir.[tribun]

Sumber http://www.garuda-kita.com/

Comments