
Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso (Buwas) mengkritisi kebijakan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita soal impor beras. Meski mengkritik Kementerian Perdagangan (Kemendag) dengan keras, namun Buwas tetap dibela.
Awalnya, Buwas menyampaikan Perum Bulog dikala ini tengah menyewa beberapa gudang untuk menyimpan cadangan beras miliknya, yang sebagian merupakan hasil impor. Namun, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyampaikan masalah tersebut bukan urusan pemerintah.
Menanggapi hal itu, Buwas menyampaikan intinya ia bingung. Sebab aktivitas yang Bulog lakukan merupakan kiprah dari pemerintah. Bahkan, kata dia, seharusnya antara Bulog dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) mesti berkoordinasi untuk menyamakan pendapat.
"Saya galau ini berpikir negara atau bukan. Coba kita berkoordinasi itu samakan pendapat, jadi kalau keluhkan fakta gudang saya bahkan menyewa gudang itu kan cost tambahan. Kalau ada yang jawab soal Bulog sewa gudang bukan urusan kita, mata mu! Itu kita kan sama-sama negara," tegas Buwas di Perum Bulog, Jakarta Selatan, Rabu (19/9/2018).
Terkait pernyataan Buwas ini, Wakil Ketua Komisi IV dewan perwakilan rakyat Michael Wattimena memperlihatkan pembelaan. Michael menyampaikan Komisi IV, yang membidangi soal pangan, sudah beberapa kali mengadakan kunjungan spesifik ke sejumlah daerah. Kondisi kelebihan beras yang dikatakan Buwas benar adanya.
"Di sana kita melihat gudang Bulog di daerah. Memang overstock," ujar Michael dikala dihubungi, Rabu (19/9/2018).
Michael menyampaikan Komisi IV, yang membidangi soal pangan, sudah beberapa kali mengadakan kunjungan spesifik ke sejumlah daerah. Kondisi kelebihan beras yang dikatakan Buwas benar adanya.
"Di sana kita melihat gudang Bulog di daerah. Memang overstock," ujar Michael dikala dihubungi, Rabu (19/9/2018).
Politikus Partai Demokrat itu pun menilai Buwas sebagai sosok yang bebas dari kepentingan. Menurut Michael, Buwas mempunyai tujuan yang baik dengan memperlihatkan kondisi riil di lapangan kepada Mendag.
Namun ia tak mau menunjuk siapa yang salah dan benar soal impor pangan ini.
"Ini bukan soal ego sektoral. Tapi kami melihat daripada kerja, profesionalisme, integritas seseorang ini. Kita lihat Pak Buwas ini kan nothing to lose ya," ujarnya.
"Nggak ada kepentingan apa-apa tapi ingin mengajak Mendag untuk melihat ini ya Bulog tidak sanggup nampung alasannya ialah beras numpuk di gudang. Mau taruh di mana?" imbuh Michael.
Michael pun menyayangkan pernyataan Mendag yang terang-terangan menyampaikan masalah gudang bukan urusan pemerintah. Ke depan, ia berharap hal semacam itu tak jadi konsumsi publik.
Michael khawatir masyarakat menafsirkan lain. Terutama para petani, yang ditakutkan merasa tak dibela.
"Tidak bagus pertikaian itu dibuka di publik. Apalagi petani membacanya, oh bahu-membahu selama ini pemerintah tidak melaksanakan pembelaan terhadap mereka. Yang pemerintah lakukan ialah impor, impor, kemudian surplus sampai risikonya beras mereka tidak berdaya di lapangan," terang Michael.
Tak hanya Michael, Wakil Ketua dewan perwakilan rakyat Fahri Hamzah juga memperlihatkan pembelaan ke Buwas. Dia menilai memang ada kekacauan dari sisi perdagangan.
"Ini lagi-lagilah, ini kan kekacauan. Mohon maaf aja, kampanye ke sono kemari antimafia, ke sana-kemari membabat mafia, nanti kemudian comot sana comot sini, masalah nggak diselesaikan risikonya terjadi akumulasi," ujar Fahri di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (19/9/2018).
"Bagaimana sanggup dalam badan satu pemerintahan ada Bulog sebagai penampung, beliau punya gudang sebagai indikator. Perut rakyat itu kondusif atau tidak itu tanyanya Bulog dong!" kritik Fahri.
Fahri juga menyoroti langkah Enggar terus mengimpor beras pada dikala stok beras di Bulog berlimpah. Fahri mengaku heran.
Fahri memaklumi kalau Buwas bicara frontal di media terkait polemik tersebut. Bagi Fahri, perilaku Buwas sangat masuk akal alasannya ialah merasa pendapat dan masukannya tak didengar.
"Mendag-nya di-drive oleh sesuatu yang kita tidak tahu ngimpor sendiri, nggak mendengar itu Kepala Bulog-nya. Sekarang Kepala Bulog-nya itu ngomong nyembur keluar kayak gitu alasannya ialah orang nggak tahan lagi. Dia bilang kini nggak usah rapat-rapat alasannya ialah rapat cuilan dari penukangan-penukangan," kritik Fahri.
Terkait masalah gudang beras itu, Buwas menjelaskan dikala ini gudang miliknya memang telah penuh terisi beras. Ia pun meminta supaya masalah tersebut dibantu.
Menurut Buwas pihaknya juga tengah mencoba meminjam gudang milik Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) untuk menyimpan beras. Sebab, masih ada pengadaan beras impor yang belum masuk sebanyak 400.000 ton.
"Kita lihat gudang deh, di Jakarta saja ngap-ngapan dan ini mau tiba lagi 40.000 ton dan saya pikir mau di mana lagi ya. Ada teman-teman AURI saya ngomong kalau pesawat dikeluarin nggak masuk angin, kalau beras kena hujan kan masalah perut masyarakat," jelasnya di Perum Bulog, Jakarta Selatan, Rabu (19/9).
Lebih lanjut, ia pun meminta supaya pemerintah mau membantu pihaknya mencarikan tempat penyimpanan beras. Pihaknya pun siap untuk menggelontorkan dana untuk gudang tersebut.
"Jadi jangan urusan gudang itu urusan Bulog. Harusnya saya dibantu dong. Pak Buwas butuh gudang? Ini ada sekian banyak, ini data-datanya. Gitu dong kalau urusan bayar itu urusan saya, tapi nunjukin saja nggak," papar dia. [dtk]
Sumber http://www.garuda-kita.com/
Comments