
Wakil Ketua dewan perwakilan rakyat RI Fahri Hamzah turut mendoakan korban yang terkena imbas gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.
Hal ini diungkapkan Fahri Hamzah melalui akun Twitter-nya, @Fahrihamzah, Minggu (30/9/2018).
Fahri Hamzah mengungkapkan, negara harus bertanggung jawab atas peristiwa yang menimpa masyarakat Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.
Sambil menyertakan tagar #DoakanSulawesi, dirinya juga mengajak rakyat Indonesia untuk sebetulnya untuk meringankan beban para korban.
Berikut cuitan lengkap Fahri Hamzah:
"Setiap musibah, kita sebut peristiwa alam lantaran ia datang. Pada awalnya ia netral, dapat bermakna kegembiraan dan kesedihan. Kini ia bermakna kesedihan, sesuatu yang ingin kita tolak. Tapi ia hadir, dan tanpa kuasa kita mengalaminya berupa gempa dan tsunami. #DoakanSulawesi
Dan kita terpukul, luluh lantak dan pergi menghadap Ilahi. Kepada yang pergi semua menitip doa kepada syuhada semoga dapat menyusul sebagai syuhada. Kita yang tersisa dan menanti dalam sepi doa kita, “Ya Allah, sabar kan kami dalam istiqamah...” #DoakanSulawesi
Maka bangsa,
Perbaikilah adat kita kepada alam dan pemilikNya. Mari kita merenung sejenak, tak ada salahnya sambil menperbaiki keahlian dan pengetahuan wacana bencana. Kita menarik diri dari akal. Dan mengaminkan doa-doa yang baik dalam pengabdian. #DoakanSulawesi
Maka Negara,
Bertanggungjawablah atas segala alpa atas amanah membaca tanda-tanda alam, membunyikan tanda-tanda ancaman dan penyuluhan untuk menghindari amukan alam. Kenapa kita terlambat? Kenapa kita tidak berguru dari kejadian? Jawablah pertanyaan....! #DoakanSulawesi
Inilah kombinasi perilaku dalam kelam; perilaku kepada Tuhan, Alam dan Manusia. Mari perbaiki keadaan. Jangan bermain perasaan tapi canangkan kedewasaan. Mari tanggung segala kepahitan lantaran lebih banyak yg menderita akhir kelalaian negara. #DoakanSulawesi
Dengan niat baik. Mari jujur pada keadaan. Mari terbuka kepada bangsa. Kepada rakyat Indonesia. Ini syarat persaudaraan supaya beban dapat kita tanggung bersama. Bismillah. #DoakanSulawesi," tulis Fahri Hamzah.
Diberitakan sebelumnya, gempa berkekuatan 7,7 SR mengguncang wilayah Sulawesi Tengah tepatnya 27 km Timur Laut Donggala, Jumat (28/9/2018) sekitar pukul 17.02 WIB.
Dikutip dari akun Twitter BMKG @infoBMKG, gempa 7,7 SR terjadi di kedalaman 10 kilometer, dan berpusat di 0,18 LS dan 119,85 BT.
Gempa yang mengguncang wilayah Sulawesi Tengah dirasakan beberapa kali lantaran adanya gempa susulan.
"#Gempa Mag:7.7, 28-Sep-18 17:02:44 WIB, Lok:0.18 LS,119.85 BT (27 km TimurLaut DONGGALA-SULTENG), Kedalaman:10 Km, Potensi tsunami utk dtrskn pd msyrkt #BMKG," tulis BMKG dalam Twitternya, Jumat (28/9).
30 menit kemudian, status peringatan dini tsunami berakhir.
Update Gempa
![]() |
Kerusakan akhir gempa yang melanda Palu, Sulawesi Tengah (Dispen KoopsAU II / Andik Ali bersama Irwan Rismawan/Tribunnews) |
Berdasarkan data terbaru dari BNPB hari Sabtu 29 September 2018 pada pukul 14.30 WIB, jumlah korban meninggal akhir gempa Sulawesi Tengah sebanyak 384 orang, 540 luka berat dan 29 orang hilang.
Korban meninggal ini tersebar di beberapa rumah sakit.
RS Wirabuana Palu 10 orang, RS Masjid Raya 50 orang, RS Bayangkhara 161 orang, RS Ybdara Mamboro Palu 141 orang.
Sedangkan di Desa Pantoloan Induk korban meninggal berjumlah 20 Orang dan Kelurahan Kayumalue Pajeko 2 orang.
Sedangkan data yang masuk di BNPB untuk korban yang terluka berjumlah 540 orang.
Korban terluka tersebut dirawat di beberapa rumah sakit.
RS Woodward Palu berjumlah 28 orang, RS Budi Agung Palu 114 orang, RS Samaritan Palu 54 orang, RS Mamboro Palu 160 orang, RS Wira Buana 184 orang.
BNPB juga mencatat sebanyak 29 orang dinyatakan hilang.
Sutopo menyampaikan jumlah korban jiwa yang terdata ketika ini hanya korban jiwa di Palu, sedangkan korban di Kabupaten Donggala belum berhasil dikumpulkan.
Diberitakan dari situs resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), gempa bumi dengan kekuatan 7,7 Skala Richter (SR) telah mengguncang Kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018).
Gempa tersebut terjadi pukul 17.02 WIB dengan potensi tsunami.
Namun, 30 menit setelahnya, status potensi tsunami dihentikan.
[tribun]
Sumber http://www.garuda-kita.com/
Comments