Kata Ketua Perjaka Muhammadiyah Soal Sebutan Ulama Sandiaga Uno


Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menyampaikan pro-kontra penyebutan ulama untuk calon wakil presiden Sandiaga Uno mencuat alasannya yakni warta politik. "Dilihat dari sisi pengetahuan, wawasan, ya enggak ada masalah. Kalau dibawa ke ranah politik ya jadi repot," ujar Dahnil ketika dihubungi Tempo pada Rabu, 19 September 2018.

Dahnil menilai, sebutan ulama akan dimaknai salah jikalau tidak dibawa ke ranah diskursus. Apalagi ditunggangi unsur politik dan mengakibatkan bias. Sebab, berdasarkan dia, ulama mempunyai makna yang luas.

Ia tak menampik sebutan ulama di Indonesia merujuk pada guru besar agama. Gampangnya, seseorang yang mempunyai pesantren atau moncer dengan ilmu-ilmu Islam. Namun, diselusur dari terminologi bahasa Arab, ulama tak cuma dinyatakan untuk orang-orang yang paripurna keimanannya. Tapi juga fasih keilmuannya di bidang khusus.

Ia mencontohkan, ditilik dari makna leksikal atau makna kamusnya, orang-orang hebat di bidang penulisan, teknologi, juga layak disebut ulama. Asal, ujar dia, mereka mempunyai etika dan sopan santun yang baik. Inilah yang disebut sebagai alim.

"Dalam sudut pandang Hidayat Nur Wahid, ulama yang disematkan untuk Sandiaga Uno ialah ulama yang berarti seseorang yang mempunyai ilmu tinggi di bidang tertentu," katanya. Itulah definisi ulama secara luas.

Dari sisi bahasa, seharusnya berdasarkan dia, pelabelan ulama untuk Sandiaga Uno bukan masalah. Asalkan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu terbukti layak secara kemampuan dan perbuatan.

Kendati mengakibatkan perdebatan, warta pelabelan ulama ini dianggap baik dan positif. Sebab, berperan memunculkan diskusi-diskusi. "Yang penting, tidak dilihat dari sisi politik dulu," katanya. [tempo]

Sumber http://www.garuda-kita.com/

Comments