
Politisi Partai Golkar, Nusron Wahid menanggapi isi butir dalam pakta integritas yang ditandatangani oleh Prabowo Subianto dalam Ijtima Ulama ke-2.
Dilansir TribunWow.com dari jadwal TV One, Indonesia Lawyers Club, Selasa (18/9/2018), dalam butir ke 17 pakta integritas, Nurson membandingkan bentuk penghormatan antara kubu Prabowo-Sandi dan Joko Widodo-Ma'ruf Amin kepada ulama berbeda.
Bunyi dari butir ke-17 dalam pakta integritas tersebut yakni "Menghormati posisi ulama dan bersedia untuk mempertimbangkan pendapat para ulama dan pemuka agama lainnya dalam memecahkan problem yang menyangkut kemaslahatan kehidupan berbangsa dan bernegara".
Menurut Nusron, GPNF dalam butir ke-17 itu menitipkan aspirasi agar Prabowo-Sandi dalam mengambil keputusan turut mempertimbangkan syarat dan pendapat para ulama.
Menanggapi hal tersebut, Nusron membandingkan dengan keputusan Jokowi yang tidak hanya mendengarkan hikmah ulama namun juga memberi penghormatan dengan mengakibatkan ulama sebagai wakil presiden.
Ia menilai hal itu sebagai bentuk penghormatan tertinggi untuk ulama di Indonesia.
"Kalau Pak Jokowi tidak, bentuk penghormatan yang paling tinggi dikasihkan Pak Jokowi, dalam rangka mengambil keputusan tidak hanya meminta saran dan pertimbangan para ulama, tapi juga mengajak ulama terlibat mengambil keputusan dan gotong royong melakukan keputusan tersebut.
Dengan cara mengakibatkan Kyai Ma'ruf Amin menjadi wakil presiden sebagai pembantu utama," ujar Nusron.
Nusron juga yakin, kalau pada pemilihan presiden nanti Jokowi-Ma'ruf Amin lah yang akan lebih banyak mendapat tunjangan dari para ulama.
"Pak Jokowi dn Kyai Ma'ruf Amin lah yang akan mendapat tunjangan lebih banyak didominasi dari para ulama yang memiliki aura, memiliki himmah, dan akan diikuti umat islam. Umat islam justru akan berbondong-bondong menentukan mendukung Pak Jokowi dan Kyai Ma'ruf Amin," pungkas Nusron.
Menanggapi pernyataan Nusron Wahid, Penasehat Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GPNF) Haikal Hassan menyinggung kesanggupan Jokowi dalam memulangkan Rizieq Shihab.
"Sampai detik ini Pak Jokowi tidak mampu memulangkan Habib Rizieq. Sampai hari ini pak Tito tidak mampu memulangkan Habib Rizieq, itu fakta, bahwa rezim disini tidak bisa mengembalikan hak-hak warga negara yang terbukti tidak bersalah," ujar Ustaz Haikal.
Ia juga menyampaikan bekerjsama Rizieq Shihab ingin pulang namun ada kekuatan yang tidak bisa membuatnya kembali ke Indonesia.
"Sampai detik ini, Demi Allah Ustaz Habib Rizieq ingin pulang tapi ada kekuatan yang tidak bisa menciptakan Habib Rizieq pulang," pungkas Haikal Hassan. [tribun]
Sumber http://www.garuda-kita.com/
Comments