
Capres Prabowo Subianto membedah sebuah buku yang ia tulis berjudul 'Paradoks
Indonesia'. Prabowo memberikan hal tersebut dihadapan 300 jenderal Tentara Nasional Indonesia dan Polri.
Dalam pidato politiknya, sedari kecil dirinya ditanamkan untuk hidup merdeka. Jangan mau menjadi antek bangsa asing. Bahkan para cowok di masa kemudian rela berkorban jiwa dan raga demi kemerdekaan Indonesia.
"Bahwa Indonesia ini berdaulat untuk hidup berdaulat supaya rakyat tidak menjadi antek bangsa asing," ujar Prabowo dalam program 'Ngobrol Bersama 300 Jenderal dan Para Intelektual', Hotel Sari Pan Pacifik, Jakarta, Sabtu (22/9).
Prabowo melanjutkan, dirinya dibesarkan dengan dongeng para pejuang dalam mengusir penjajah. Misalnya dongeng dari 10 November pertempuran di Ambarawa, kemudian dongeng Panglima Besar Jenderal Sudirman dalam melawan penjajahan hanya dengan satu paru-paru. Jenderal Sudirman berontak keluar dari rumah sakit guna mengusir penjajahan.
"Beliau tahu keluar dari rumah sakit, naik gunung, berarti ia tanda tangan akta simpulan hidup ia sendiri. Itu yang kita terima," katanya.
Waktu umur 18 tahun Prabowo digembleng dengan pendidikan militer. Dalam pendidikan tersebut ada kontrak untuk dapat mempertahankan bangsa Indonesia dari penjajahan asing. Sehingga dia tidak rela apabila ketika ini, Indonesia sebagian kekayaanya dikuasai oleh asing.
"Umur cukup umur kita sudah tekad ya tidak ada masalah, supaya aku mati untuk negara ini yang penting rakyat aku sejahtera," tegasnya.
Rela mati untuk Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan itu selalu ia tanamkan kepada prajuritnya ketika masih di militer. Kemudian dia pun juga selalu menanamkan kepada para kadernya untuk dapat melawan penjajahan.
"Itu yang aku tanamkan kepada anak buah aku dan prajurit-prajurit," pungkasnya. [jpc]
Sumber http://www.garuda-kita.com/
Comments