Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding merespons seruan yang dilontarkan kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno semoga Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar debat dalam format bahasa Inggris.
Karding menyampaikan kubu Prabowo-Sandi kehabisan materi kampenye sehingga mengusulkan debat capres dan cawapres memakai bahasa Inggris. Menurutnya, ajuan debat tersebut asing dan tidak sesuai dengan ketentuan Undang-Undang.
"Itu ada-ada saja. Menurut saya itu kehabisan bahan. Debat presiden ya pakai bahasa Indonesia. Kenapa? Karena itu ukuran berdasarkan Undang-Undang," ujar Karding dalam pesan singkat, Jumat (14/9).
Berdasarkan PKPU Nomor 23/2018 tidak ada hukum yang menyebut debat memakai Bahasa Indonesia atau bahasa lain. Namun, Sekjen PPP Arsul Sani sebelumnya menyampaikan prosedur debat dalam bahasa Indonesia sudah diatur berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2009 ihwal Bendera, Bahasa dan Lambang Negara.
Karding menyampaikan debat capres dan cawapres nanti justru seharusnya menyajikan rekam jejak, program, dan prestasi. Hal itu, kata dia, lebih bermutu ketimbang pilihan bahasa yang akan dipakai dalam debat.
"Kampanyekan track record, program, dan prestasi," ujarnya.
Di sisi lain, Karding menegaskan pihaknya juga dapat mengusulkan lomba salat dan mengaji jikalau TKN Prabowo-Sandiaga bersikeras debat memakai bahasa Inggris.
"Kalau mau cari-cari menyerupai itu saya dapat usulkan lomba ngaji atau lomba salat antara capres dan cawapres. Makara jangan aneh-aneh, cari yang bermutu," ujar Karding.
Terpisah, Wakil Sekretaris TKN Raja Juli Antoni meminta TKN Prabowo-Sandiaga tidak mengusulkan hal-hal yang aneh. Sebab, ia menilai Bahasa Indonesia yakni bahasa persatuan.
"Bahasa Indonesia yakni bahasa persatuan kita. Debat presiden dan Wakil Presiden mesti pakai bahasa Indonesia saja," ujar Antoni.
Selanjutnya, Sekjen PSI ini juga menyebut tujuan debat dengan bahasa Indonesia semoga seluruh masyarakat memahami hal yang disampaikan capres dan cawapres.
"Jadi, saran saya siapkan saja materi debat yang baik semoga rakyat yakin bahwa kandidat anda terbaik," ujarnya.
Sebelumnya, ajuan debat berbahasa Inggris dilontarkan Ketua DPP PAN Yandri Susanto. Yandri menilai perlu ada salah satu tahapan debat kandidat dengan menerapkan model tersebut.
"Karena presiden bergaul di dunia internasional supaya tidak ada miskomunikasi dan salah tafsir dari lawan bicara," ucap Yandri.
Tak Paham Sejarah
Sementara itu, menanggapi ajuan debat memakai Bahasa Inggris, Ketua Umum Relawan Projo Budi Arie Setiadi menilai ajuan kubu Prabowo-Sandiaga yang menyarankan itu tak paham sejarah. Ia pun mengingatkan kembali salah satu sumpah bersejarah bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, yang mengedepankan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
"Jas Merah. Jangan sekali- kali meninggalkan sejarah. Apa mereka lupa semangat Sumpah Pemuda di tahun 1928? Sumpah Pemuda kan terperinci satu tekad nya berbahasa satu, Bahasa Indonesia," kata Arie dikala dihubungi CNNIndonesia.com.
Arie menilai ajuan kubu Prabowo-Sandiaga itu keblinger alasannya yakni dianggap tak mengakui martabat bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi Bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari.
Ia menyampaikan kubu Prabowo-Sandiaga seharusnya gembira memakai Bahasa Indonesia dalam tiap kesempatan, termasuk dalam debat Pilpres mendatang.
"Bangsa- bangsa yang maju dan berkarakter alasannya yakni mereka gembira dengan bahasa mereka. Contoh saja Jepang, Jerman, Perancis, Korea dan lainnya," kata dia.
Walaupun begitu, Arie mengakui Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang harus dikuasai setiap masyarakat terutama para pejabat tinggi Indonesia. Dalam konteks pergaulan internasional, Bahasa Inggris menjadi salah satu dari enam bahasa resmi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Selain Bahasa Inggris, bahasa lain yang dipakai yakni Bahasa Arab, China, Prancis, Rusia, dan Spanyol.
Arie sendiri meyakini Jokowi dan Ma'ruf Amin dipastikan menguasai Bahasa Inggris dengan baik dan tak ada duduk masalah dengan tantangan debat tersebut. Dia menyampaikan kedua tokoh bakal akseptor Pilpres 2019 tersebut kerap kali mengunjungi negara-negara sahabat.
"Jokowi niscaya enggak kasus soal Bahasa Inggris. Karena Jokowi sangat digemari oleh warga manca negara. Jokowi juga sangat akrab dengan hampir seluruh pemimpin negara- negara sahabat. So what?" kata Arie. [cnn]
Comments