
Anggota Komisi V dewan perwakilan rakyat RI Randy Lamadjido menuntut tanggung jawab Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) lantaran salah menginformasikan tsunami di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Bencana justru terjadi beberapa ketika sesudah BMKG mencabut peringatan potensi tsunami.
Menurut Randy, gempa bermagnitudo 7.7 skala richter yang telah memporakporandakan kota Palu dan sekitarnya menyebabkan banyak korban. Selain lantaran guncangan gempa, korban tewas juga disebabkan oleh tsunami yang tiba tiba-tiba, sesudah BMKG mencabut pemberitahuan potensi tsunami.
"Menuntut pertanggungjawaban pihak BMKG yang salah memperlihatkan informasi kepada masyarakat, sehingga menyebabkan jatuh korban puluhan orang tewas, terutama di tempat pesisir kota Palu," kata Randy ketika dihubungi, di Jakarta, Sabtu (29/9/2018).
Putra orisinil Palu itu menambahkan, menurut informasi yang ia dapatkan pribadi dari sanak saudara yang tinggal di kota Palu, awalnya masyarakat bersiap-suap menuju tempat kondusif di pegunungan. Tindakan ini dilakukan menyusul informasi akan terjadinya tsunami, sesudah gempa reda.
Namun, beberapa ketika kemudian, pihak BMKG mencabut peringatan tersebut. Setelah dua-tiga menit kemudian, tsunami benar-benar terjadi. Air bahari naik menerjang masyarakat yang tinggal di tempat pesisir.
"Menurut informasi yang saya terima dari keluarga kami yang ada di kota Palu, korban tewas mencapai sekitar 40 orang, mereka diterjang gelombang tsunami dan lumpur yang terbawa bersamaan dengan tingginya air bahari yang dibawa akhir gelombang tsunami," ujar politikus PDI Perjuangan itu.
Untuk itu, Randy mendesak pemerintah sentra dan tempat kota Palu, untuk segera memulihkan keadaan di sana. Apalagi ketika ini anutan listrik dan sarana air higienis di kota Palu dan sekitarnya lumpuh.
"Suasana di sana cukup mencekam. Masyarakat khawatir terjadi gempa dan tsunami susulan," katanya.[tsc]
Sumber http://www.garuda-kita.com/
Comments