Act Sesalkan Agresi Penjarahan Derma Logistik Korban Bencana


 Presiden Aksi Cepat Tanggap Ahyudin menyayangkan agresi penjarahan yang dilakukan oknum-oknum pascabencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Ahyudin mengatakan, sikap tersebut terjadi alasannya yaitu respon santunan yang diberikan kepada korban tidak cepat.

"Sebagai anak bangsa saya murung ketika mendengar ada penjarahan. Saya kira itu alasannya yaitu pengaruh dari ketidakcepatan, ketidakmasifan, dan ketidakberdayaan dalam menghadapi bencana," ujar Ahyudin di Kantor ACT, Gedung 165, Jakarta, Senin (1/10).

Ahyudin menyebut baik pelaku penjarah tidak dapat sepenuhnya disalahkan. Bisa saja mereka melaksanakan hal tersebut alasannya yaitu juga korban peristiwa dan sangat membutuhkan bantuan. Pun demikian, sikap penjarahan tidak dapat dilegalkan atau disarankan. Menjarah atau mencuri dimanapun dan dalam kondisi apapun tidak diizinkan.

Ahyudin menyebut tanggapan peristiwa besar yang terjadi di Palu dan Donggala, kondisi di lokasi dapat sangat chaos. Kondisi peristiwa ini bahkan dapat dibilang terbesar kedua sehabis Aceh. "Dalam skala yang terbatas, santunan dengan skala besar hanya dapat dilakukan dengan membeli dari kota lain yang bersahabat dengan lokasi dan tidak terpapar bencana," katanya.

Meski kondisi medan yang sulit dan masih ada ujian berupa penjarahan, ACT meminta kepada seluruh relawan, forum kemanusiaan, maupun pemerintah untuk tidak menyerah. Setiap peristiwa yang sudah dilewati pun kondisinya sulit, namun tetap dapat diberikan bantuan.

Pemberian santunan sendiri harusnya dilakukan keesokan hari sehabis peristiwa terjadi. Namun dengan kondisi yang ada, santunan gres dapat dikirimkan 24 jam kemudian. Pekerjaan berat bagi setiap relawan akan terjadi selama 10 hari ke depan. ACT sendiri telah memberangkatkan santunan logistik dari Kabupaten Sidrap melalui jalur darat yang membutuhkan waktu perjalanan 18 jam. Untuk mengirimkan ini, pihak ACT berhubungan dengan Tentara Nasional Indonesia untuk mengawal dan mengamankan perjalanan.

Bagi ACT, cara paling cepat dan masif untuk mengirimkan santunan melalui jalur darat. Hercules sekalipun dirasa tidak dapat membawa dalam jumlah besar. Untuk jalur laut, kondisi gelombang maritim pun masih tinggi. "Para tokoh masyarakat dan agama terus kita libatkan untuk mendinginkan suasana. Insha Allah besok sudah mereda," ucap Ahyudin.

Apapun kendalanya, ia menyebut tidak ada yang lebih penting selain melaksanakan pengiriman santunan secepatnya. Logistik masakan dan kesehatan serta obat-obatam yaitu hal yang paling diharapkan korban peristiwa dikala ini. "Saya harap reaksi penjarahan ini bukan alasannya yaitu tidak ada makanan, tapi alasannya yaitu kepanikan yang memuncak. Normalnya biasanya sepekan ke depan gres logistik terpenuhi," lanjutnya. [rol]

Sumber http://www.garuda-kita.com/

Comments