
Mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli menilai nilai dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah yang telah mencapai level Rp 15.000 gres permulaan. Pagi ini pun dolar AS berada di posisi Rp 15.085 dan konsisten bergerak di level Rp 15.090.
"Apakah Rp 15.000 sudah akhir? kami mohon maaf, tidak, ini gres permulaan," kata Rizal dalam seminar 'Rezim Devisa dan Strategi Menghadapi Pelemahan Nilai Tukar Rupiah' di Gedung Nusantara, dewan perwakilan rakyat RI, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018).
Rizal menyatakan hal tersebut alasannya yaitu mempertimbangkan beberapa faktor. Pertama, ia menyampaikan Bank Sentral AS akan kembali menaikkan suku bunganya.
"Sederhana alasannya, kita tanya apakah AS akan menaikkan lagi tingkat bunga? jawabannya iya," paparnya.
Tidak hingga di situ, Rizal menganggap risiko yang sedang dialami oleh sejumlah negara emerging market bakal berdampak ke Indonesia.
Diketahui memang kondisi di beberapa negara emerging market sedang tidak baik. Mulai dari Argentina hingga Turki sedang dihadapi krisis ekonomi.
"Apakah risiko di emerging market bakal punya dampak ke Indonesia? jawabannya iya," ujarnya.
Belum lagi trade war alias perang dagang antara China dan AS yang kian memanas yang semakin menyebabkan ketidakpastian global. Oleh karenanya, dengan tiga faktor itu, Rizal menilai pelemahan rupiah ke level Rp 15.000 gres permulaan.
"Jadi apakah rupiah sudah stabil Rp 15.000, kami katakan belum alasannya yaitu 3 (faktor) tadi. Satu AS akan naikkan lagi tingkat bunga, kedua risiko emerging market punya dampak ke Indonesia, ketiga trade war punya efek," tambahnya.[dtk]
Sumber http://www.garuda-kita.com/
Comments