Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli turut angkat bicara menanggapi kabar penganiayaan yang dialami oleh penggagas Ratna Sarumpaet.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut tampak dari laman Twitter @RamliRizal yang diunggah pada Selasa (2/9/2018).
Rizal Ramli menyampaikan bila Ratna Sarumpaet orang yang kritis, tetapi agresi brutal ibarat penganiayaan sangat tidak dibenarkan.
Ia pun pribadi meminta Bareskrim Polisi Republik Indonesia untuk mengambil tindakan.
Menurut Rizal Ramli, penganiayaan ini merupakan sebuah penghinaan terhadap demokrasi.
Mantan Menteri Keuangan ini juga melontarkan sindiran kepada para pelaku yang menurutnya hanya berani dengan ibu-ibu.
"Ratna Sarumpaet @RatnaSpaet semalam dipukuli sehingga babak belur oleh sekelompok orang. Ratna cerdas, kritis dan outspoken, tapi tindakan brutal & sadis tsb tidak sanggup dibiarkan! Tlg tindak @BareskrimPolri. penghinaan thd demokrasi ! Kok beraninya sama ibu2 ?," kata Rizal Ramli.
Diberitakan sebelumnya, beredar foto Ratna Sarumpaet dalam kondisi wajah babak belur dan lebam.
Artis sekaligus politisi Partai Gerindra, Rachel Maryam pun membenarkan kabar penganiayaan tersebut.
Menurut Rachel, kasus penganiayaan tersebut terjadi pada Jumat tanggal (21/9/2018) lalu.
Berita penganiayaan tersebut tidak dirilis sebab ajakan Ratna Sarumpaet pribadi.
Rachel Maryam menyebut bahwa Ratna Sarumpaet merasa ketakutan dan stress berat sejak kejadian tersebut.
"Setelah dikonfirmasi, kejadian penganiayaan benar terjadi..
Hanya saja waktu penganiayaan bukan semalam melainkan tanggal 21 kemarin.
Berita tidak keluar sebab ajakan bunda @RatnaSpaet pribadi, dia ketakutan dan trauma. Mohon doa," tulis Rachel dalam cuitannya.
Diketahui, Ratna Sarumpaet merupakan penggagas organisasi sosial pendiri Ratna Sarumpet Crisis Centre.
Ibu artis Atiqah Hasolan ini populer dengan pementasan monolog Marsinah Menggugat.
Selain aktivis, Ratna juga seorang seniman, ia aktif di dunia teater, drama, sampai film.
Perempuan yang lahir pada tahun 1948 ini aktif memperjuangkan demokrasi, Hak Asasi Manusia (HAM), sampai keadilan untuk wanita dan anak.
Belakangan, Ratna Sarumpaet yang juga pemrakarsa Gerakan Selamatkan Indonesia (GSI) aktif berkeliling kota di Indonesia untuk berdiskusi.
Tak jarang, agresi diskusinya mendapat penolakan dari ormas-ormas setempat.
Lebih lanjut, Ratna juga aktif dalam Gerakan 2019 Ganti Presiden. [opini-bangsa.com / tribun]
Sumber http://www.garuda-kita.com/
Comments