Fadli Dan Ratna Tanggapi Demo Mahasiswa Di Makassar Yang Dibubarkan Paksa


 Demo Mahasiswa di Gowa Raya Makassar terpaksa dibubarkan pihak kepolisian, Kamis (13/9/2018).

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua DPR, Fadli Zon menawarkan jawaban melalui Twitter miliknya, @fadlizon, Sabtu (15/9/2018).

Mulanya, netizen mengunggah video pembubaran demo yang dilakukan polisi pada pengunjuk rasa.

Fadli berkomentar, bila yang dilakukan pada mahasiswa itu perbuatan yang kasar.

"Kenapa bgt bernafsu sekali pd mahasiswa yg nuntut perbaikan ekonomi, sementara bgt pasif pd OPM separatis, TKA ilegal dst. Siapakah engkau?," kicau Fadli Zon.

Aktivis Ratna Sarumpaet juga senada mengomentari demo itu.

"Tolong Bantu tunjukkan pada Kapolri dan Presiden @jokowi video Ini dan jelaskan bahwa cara yg mereka pakai dalam menangani demo mahasiswa sudah hingga ke tingkat perbuatan tidak pantas dan mendekati B***B," tulis Ratna melalui Twitter @RatnaSpaet.


Sementara itu, dikutip TribunWow.com dari tayangan iNews,puluhan mahasiswa yang tergabung dalam himpunan Mahasiswa Islam cabang Gowa Raya melaksanakan agresi unjuk rasa di jalan Sultan Alaudin Rabu Petang,(13/9/2018).

Aksi saling dorong dan berkelahi jotos pun tak terhindarkan.

Bentrok berawal dari pengunjuk rasa yang mendesak pemerintah Jokowi-JK biar memperbaiki nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Pengunjuk rasa tidak terima dibubarkan paksa oleh polisi.

Polisi pun kesudahannya melemparkan gas air mata kepada para pengunjuk rasa.

Sementara itu, demo terkait pelemahan rupiah juga terjadi di Kementerian Keuangan.

Ribuan mahasiswa yang tergabung dalam BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) Wilayah Jabodetabek dan Banten membubarkan diri pada Jumat (14/9/2018) petang.

Koordinator Wilayah BEM se-Jabodetabek dan Banten Moh. Wildan Habibi menyatakan, agresi ini sempat menciptakan kecewa massa agresi alasannya tidak ada itikad baik dan alasan yang terang dari pihak Kementerian Keuangan untuk menandatangani kontrak politik berisi tuntutan mahasiswa yang sebelumnya disepakati secara ekspresi oleh perwakilan Kementerian Keuangan.

"Aksi yang membawa tagar #BeraniPegangRupiah ini menekankan kepada pemerintah bahwa kondisi perekonomian Indonesia sedang kritis apabila tetap dibiarkan begitu saja.

Hal ini ditandai dengan melemahnya rupiah kian waktu di tahun ini hingga mencapai Rp. 15. 049," kata Wildan yang dikutip dari Wartakota.

Aksi dimulai dari pukul 13.30 di depan Monumen Pembebasan.

Kemudian dilanjutkan dengan longmarch disertai nyanyian lagu Indonesia Raya dan Totalitas Perjuangan.

Aksi yang sempat menutup jalan ini mendapat apresiasi dari masyarakat sekitar yang lewat, salah satunya dengan membuka beling kendaraan beroda empat dan mengucapkan semangat kepada mahasiswa.

"Apresiasi dari masyarakat ini sebagai satu bentuk janji dari masyarakat bahwa kondisi Indonesia tidak sedang baik-baik saja," katanya.

Dalam aksinya, mahasiswa mendesak pemerintah biar tetap menjaga stabilitas harga materi pokok di tengah melemahnya nilai tukar rupiah tanpa harus mengintimidasi produk produk lokal untuk bersaing di dalam pasar nasional.

Massa juga meminta pemerintah untuk mempermudah jalan masuk peminjaman perjuangan dengan menjaga suku bunga kredit yang rendah.

"Kami juga mendorong pemerintah untuk memperluas ekspor dengan mencari pasar alternatif ekspor dan mengurangi impor, mempermudah sistem bongkar muat di pelabuhan yang akan berdampak mudahnya system ekspor dalam negeri ke luar negeri serta mendesak pemerintah untuk mengakomodir produk lokal biar lebih dikenal oleh masyarakat," papar Wildan.

Selain itu, demonstran juga mengimbau masyarakat biar meningkatkan penggunaan produk lokal dan mengurangi konsumsi produk asing.

"Kami juga mengajak masyarakat untuk tidak menukarkan rupiah ke dolar dan memperbanyak transaksi dengan rupiah biar nilai rupiah menguat dan menukarkan dollar-nya, biar devisa dollar terus terjaga di dalam negeri akan kondisi rupiah kembali membaik," imbuhnya.[tribun]

Sumber http://www.garuda-kita.com/

Comments