
Tim sukses Prabowo-Sandi, Ferdinand Hutahean berkomentar mengenai hasil penyelidikan pihak kepolisian terhadap kasus dugaan penganiayaan yang menimpa pelopor perempuan, Ratna Sarumpaet (70). Menurutnya, biar tidak saling klaim kebenaran, sebaiknya keterangan dari polisi dan Ratna sanggup dikonfrontir.
Sejauh ini polisi belum menemukan ada bukti-bukti penganiayaan sehabis mendatangi 23 Rumah Sakit di Bandung dan Bandara Husein Sastranegara, Bandung. Polisi justru mendapati fakta Ratna diduga operasi plastik ke RS Bina Estetika.
"Begini saja, itu kan keterangan yang dikumpulkan oleh polisi. kita hormati dan hargai. Tapi jangan lupa, bahwa polisi juga insan yang sanggup luput dari fakta-fakta. Saat ini ada dua keterangan yang berbeda, pertama dari Ratna Sarumpaet yang mengaku sebagai korban dan dari kepolisian yang telah mengumpulkan keterangan," ujar Ferdinand kepada kumparan, Rabu (3/10).
"Kita semua kini belum tahu fakta sesunguhnya, maka itu untuk menjernihkan problem ini, maka kita harus lakukan konfrontir antara Ratna, kepolisian dan dokter yang menangani Ratna," imbuhnya.
Ferdinand mengatakan, sanggup saja Ratna ke dokter seorang hebat di Bandung itu untuk operasi plastik atas luka-luka memar, lebam yang dideritanya. Karena polisi hingga ketika ini juga tidak menjelaskan acara operasi plastik apa yang dilakukan oleh Ratna di sana.
"Jadi jalan satu-satunya ialah meminta rekam medis Ratna di rumah sakit tersebut dan meminta dokter yang menangani menjelaskan, dengan begitu, ini akan menjadi terang dan jernih," tuturnya.

Jika akibatnya ternyata ada yang berbohong, maka Ferdinand mendorong untuk diberi tindakan hukum. Karena efek ketika Ratna berbohong sangat merugikan bagi pasangan capres-cawapres, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Sebab, Ratna merupakan salah satu cuilan dari juru kampanye paslon di Pilpres 2019. "Siapa pun dia, Ratna atau kepolisian, harus diambil tindakan hukum. Tidak sanggup dibiarkan begitu saja," ungkap Kadiv Hukum dan Advokasi Demokrat itu.
Sebaliknya, apabila dongeng Ratna benar, maka tim penyidik Ad hoc harus dibuat untuk mengungkap fakta yang sebenarnya.
"Saran saya, dari sekarang, pemerintah membentuk panel Ad hoc untuk mencari kebenaran bencana ini. Tidak cukup lagi hanya diurus polisi alasannya sudah berbeda dengan keterangan korban. Kita uji semua dilapangan biar kebenaran terungkap. Rekayasa atau fakta," pungkasnya. [kumparan]
Sumber http://www.garuda-kita.com/
Comments